PENGARUH PEMBERIAN JENIS MULSA ORGANIK TERHADAP KARAKTER PERTUMBUHAN TAJUK DAN AKAR BIBIT KARET ( Hevea brasiliensis Muel Arg ) KLON PB 260 DI POLYBAG

Abstract

RINGKASAN Efek kekeringan pada tanaman adalah terjadinya defisit air, sehingga tekanan turgor menurun dan memicu ketidaknormalan fungsi organ tanaman. Air hujan berpengaruh secara tidak langsung terhadap fluktuasi hasil karet karena selama terjadi defisit air, tanaman karet menggugurkan daunnya sebagai bentuk adaptasi, sehingga laju fotosintesa tanaman menurun. Beberapa klon karet yang relatif toleran terhadap cekaman kekeringan adalah klon RRIM 600 dan GT. Penggunaan mulsa organik memberikan dampak postif bagi pertumbuhan tanaman karena dapat menstabilkan suhu, menjaga kelembaban dan mempertahankan ketersediaan air tanah yang digunakan untuk translokasi unsur hara dari akar ke daun, Mulsa berfungsi untuk menekan fluktuasi temperatur tanah dan menjaga kelembaban tanah sehingga dapat mengurangi jumlah pemberian air. Penelitian yang dilakukan pada bibit karet klon karet PB 260 yaitu pemberian jenis mulsa organik A. gangetica dan N. biserrata yang merupakan gulma yang umum ditemukan di perkebunan kelapa sawit dan karet. Sebagaimana diketahui bahwa peranan mulsa organik tergantung dengan lamanya laju proses dekomposisi dan jumlah unsur hara yang dilepaskan. Hal ini berkaitan dengan kualitas serasah, dimana semakin lama laju dekomposisi dari mulsa organik maka semakin baik pula peranannya sebagai mulsa untuk mempertahankan ketersedian air di dalam tanah/polibag dengan mengurangi evaporasi terutama di musim kering.