Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/2680
Title: PERAN KEPOLISIAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PENYEROBOTAN TANAH (Studi Kasus Di Kepolisian Daerah Sumatera Utara)
Authors: Br. SAMOSIR, JULITA
Keywords: Kepolisian, Penegakan Hukum, Penyerobatan Tanah
Issue Date: 17-Nov-2023
Publisher: Fakultas Magister Hukum, Universitas Islam Sumatera Utara
Series/Report no.: UISU230966;71210123085
Abstract: ABSTRAK PERAN KEPOLISIAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DALAM TINDAK PIDANA PENYEROBOTAN TANAH (Studi Kasus Di Kepolisian Daerah Sumatera Utara) Julita Br. Samosir * Penegakan hukum terhadap kasus tindak pidana penyerobotan tanah, harus pula mengutamakan nilai-nilai keadilan, selain kepastian hukum dan kemanfaatan. Rumusan masalah dalam tesis ini adalah bagaimana pengaturan hukum tindak pidana penyerobotan tanah di Indonesia, bagaimana penegakan hukum terhadap tindak pidana penyerobotan tanah yang terjadi wilayah hukum Kepolisian Daerah Sumatera Utara, bagaimana hambatan dan upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana penyerobotan tanah oleh Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum yuridis normatif dengan pendekatan yuridis empiris dengan menggunakan data primer dan didukung dengan data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengaturan tindak pidana penyerobotan tanah diatur dalam beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan, diantaranya Undang-Undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960 menyatakan bahwa pemakaian tanah tanpa izin yang berhak atau kuasanya yang sah adalah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan hukuman pidana (Pasal 2 dan Pasal 6) serta diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada beberapa Pasal yaitu Pasal 167, Pasal 242, Pasal, Pasal 263, Pasal 264, Pasal 266, Pasal 274, serta Pasal 385 KUHP. Penegakan hukum terhadap tindak pidana penyerobotan tanah adalah dikenakan Pasal 385 KUHP yang merupakan satu-satunya Pasal yang langsung terkait penyerobotan tanah dan dikatagorikan sebagai tindak pidana kejahatan. Khususnya pada Pasal 385 ayat (1) KUHP. Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa hambatan penegakan hukum pidana penyerobotan tanah adalah kurangnya ahli kepolisian, alas hak belum tervalidasi, tidak jelas pemilik tanah, kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya partisipasi pengurus daerah setempat dalam melukukan sosialisasi dan penyuluhan hukum, saksi-saksi sulit dimintai keterangan karena pindah domisili bahkan meninggal dunia dan putusan pengadilan mengenai tindak pidana penyerobotan tanah ancaman pidananya sangat rendah. Kata Kunci: Kepolisian, Penegakan Hukum, Penyerobatan Tanah
URI: http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/2680
Appears in Collections:Magister Hukum

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Bibliography.pdfCover, Bibliography213.8 kBAdobe PDFView/Open
Abstract.pdfAbstract126.27 kBAdobe PDFView/Open
Chapter I,II.pdfChapter I,II363.69 kBAdobe PDFView/Open
Chapter III,IV,V.pdf
  Restricted Access
Chapter III,IV,V284.05 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.