EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS VIII DI MTS SWASTA FAJRUL IMAN PATUMBAK TAHUN AJARAN 2019/2020

Abstract

Penelitian ini di latar belakangi oleh kondisi peserta didik pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak, dimana tingkat pemahaman peserta didik masih relatif rendah. Disebabkan metode yang digunakan oleh masih bersifat konvensional. Dalam hal ini peneliti berusaha mengatasi permasalahan tersebut melalui penggunaan model pembelajaran scramble yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan model pembelajaran scramble dalam pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak? (2) Bagaimana peningkatan pemahaman siswa setelah belajar melalui model pembelajaran scramble dalam pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak? Adapun tujuan dari penelitian ini untuk Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Scramble di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak dan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Scramble dalam meningkatkan pemahaman siswa di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan jenis penelitian kuantitatif. Tiap siklusnya terdiri dari empat komponen pokok, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTs Swasta Fajrul Iman Patumbak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pemahaman siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Setelah menerapkan model pembelajaran scramble dapat diketahui peningkatan pemahaman siswa pada siklus 1 sebanyak 54% (cukup) dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 46%. Selanjutnya di siklus 2, tingkat pemahaman siswa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 83% (tinggi) dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 17%.