Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/1681
Title: PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG KAWIN MARLOJONG (Studi Kasus Di Desa Bonandolok Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal
Authors: Erfidah, Hasni
Issue Date: 30-Jan-2023
Publisher: Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sumatera Utara
Series/Report no.: UISU230082;
Abstract: ABSTRAK Hasni Erfidah : 71180212015 Pandangan Tokoh Agama Tentang Kawin Marlojong Di Desa Bonan Dolok Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal”. Skripsi ini berjudul “Pandangan Tokoh Agama Tentang Kawin Marlojong Di Desa Bonan Dolok Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal” Adapun permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan kawin marlojong pada masyarakat Desa Bonandolok Kecamatan Siabu. Apa factor penyebab terjadinya kawin marlojong di Desa Bonan Dolok Siabu dan Apasanksi hokum terhadap pelaku kawin marlojong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu mengambil data dari lapangan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh selanjutnya diolah secara deskriptif kualitatif. Kawin marlojong ini disebabkan oleh beberapa factor seperti: laki-laki ingin menunjukkan rasa tanggung jawabnya kepada calon istrinya, sudah merupakan kebiasaan, faktor adat yang tidak boleh melangkahi kakak/abang dan juga faktor pendidikan. Jika memenuhi rukun dan syarat perkawinan, kawin marlojong ini sah secara agama, namun kawin marlojong ini seringkali bertentangan dengan perundangundangan yang berlaku karena perbuatan si laki- laki melarikan anak perempuan dari rumah walinya merupakan perbuatan yang melanggar hukum karena akan bisa disamakan dengan pasal C pencuri dan dikenakan sanksi pidana berupa kasus pencurian sesuai dengan KUHP pasal 362 “paling lama 5 tahun penjara atau pidana denda”Dan sanksi dari orangtua perempuan meskipun dia bersedia menjadi wali nikah, tetap saja dia tidak mau menyapa menantunya dan sebagai hukuman adat tidak bisa pajonjong horja. Kawin marlojong sering pernikahannya mengabaikan adat istiadat jadi hukuman yang paling berat adalah hukuman adat tidak bisa pajonjong adat (tidak boleh melakukan prosesi adat kepada keturunannya.
URI: http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/1681
Appears in Collections:Ahwal Al-Syakhsiyah

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Bibliography.pdf721.28 kBAdobe PDFView/Open
Abstract.pdf121.11 kBAdobe PDFView/Open
Chapter I,II.pdf623.2 kBAdobe PDFView/Open
Chapter III,IV,V.pdf
  Restricted Access
404.7 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.