Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/713
Full metadata record
DC Field | Value | Language |
---|---|---|
dc.contributor.author | ARDIANSYAH, MEDI | - |
dc.date.accessioned | 2021-10-11T04:34:59Z | - |
dc.date.available | 2021-10-11T04:34:59Z | - |
dc.date.issued | 2021-10-11 | - |
dc.identifier.uri | http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/713 | - |
dc.description.abstract | Mahar merupakan pemberian wajib dari calon suami kepada calon isteri sebagai bentuk dari aplikasi perintah syar’i. Penetapan pemberian mahar dalam Islam tidak ditentukan jumlah dan bentuknya. Namun, hal ini berbeda dengan praktek yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tangga Besi Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam yang menetapkan jumlah mahar. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui mahar dalam pernikahan masyarakat dan alasan pemuda untuk menikah atau tidak di Desa Tangga Besi Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussam. Yang menjadi subyek dalam penelitian sebanyak 16 orang adalah Kepala KUA setempat, Pemuka Agama, Pemuka Adat, Kepala Desa dan masyarakat 5 orang Pemuda, dan 6 orang perempuan dan satu orang tua. Untuk menjawab permasalah tersebut menggunakan jenis penelitian field research (lapangan), dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan mahar dalam pernikahan masyarakat Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam membawa pengaruh yang negatif, di mana kaum laki-laki dan perempuan terhambat dalam menikah, rata-rata sebagian laki-laki dan perempuan di atas usia 35 tahun ke atas baru menikah. Dengan tiggginya jumlah mahar angka pernikahan semakin menurun, sebagian laki-laki lebih memilih tidak menikah. Yang menetapkan mahar dalam pernikahan dilakukan oleh keluarga/orang tua dan dirinya sendiri. Penetapan jumlah mahar dilihat dari segi keturunan, kecantikan, tingkat pendidikan dan tinggal di rumah mempelai perempuan, inilah faktor yang menonjol dari mahar yang tinggi di Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam. Alasan pemuda untuk menikah dan tidak menikah di (1) disebabkan oleh pemuda masih di perantauan, (2) disebabkan oleh belum ada pekerjaan yang menetap. (3) disebabkan oleh tingginya jumlah mahar. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Sumatera Utara | en_US |
dc.relation.ispartofseries | UISU210076; | - |
dc.title | KONSEP MAHAR DALAM PANDANGAN PERSPEKTIF ISLAM DALAM PANDANGAN MASYARAKAT DI KOTA SUBULUSSALAM (STUDI KASUS DI KECAMATAN SIMPANG KIRI) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
Appears in Collections: | Ahwal Al-Syakhsiyah |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Cover, Bibliography.pdf | Cover, Bibliography | 271.43 kB | Adobe PDF | View/Open |
Abstract.pdf | Abstract | 45.98 kB | Adobe PDF | View/Open |
Chapter I.pdf | Chapter I | 208.3 kB | Adobe PDF | View/Open |
Chapter II, III, IV, V.pdf Restricted Access | Chapter II, III, IV, V | 1 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.