KONTRIBUSI FINANCIAL LEVERAGE DAN PROPORSI SAHAM TERHADAP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Abstract

Salah satu metode atau cara untuk mengetahui nilai suatu perusahaan dapat menggunakan metode pendekatan fundamental yang memfokuskan pada analisis untuk mengetahui kondisi dasar perusahaan yang sangat dipengaruh oleh kondisi perekonomian pada umumnya. Metode pendekatan fundamental yang digunakan untuk mengetahui nilai atau kinerja suatu perusahaan salah satunya adalah Economic Value Added (EVA). Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Financial Leverage berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur? Apakah Proporsi Saham berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur? Apakah Financial Leverage dan Proporsi Saham berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA) pada perusahaan manufaktur? Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2018 yang berjumlah 10 perusahaan, sedangkan jumlah sampel sebanyak 32 sampel. Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan, yaitu tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Financial Leverage (X1) pada Economic Value Added (EVA), hal ini dapat diketahui dengan nilai sig (0,977) > 0,05. Sedangkan antara Proporsi Saham (X2) terhadap Economic Value Added (EVA) terdapat pengaruh secara parsial yang cukup signifikan, hal ini dapat diketahui dengan nilai sig (0,000) < 0,05. Terdapat pula pengaruh secara simultan antara Financial Leverage (X1) dan Proporsi Saham (X2) terhadap Economic Value Added (EVA), hal ini dapat diketahui nilai sig (0,001) < 0,05. Pada koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar (0,44), hal ini berarti variasi perubahan Economic Value Added (EVA) (Y) dipengaruhi oleh Financial Leverage (X1), proporsi saham (X2) sebesar 44% sedangkan sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain. Saran yang dapat diberikan penulis adalah penerapan konsep EVA dalam perusahaaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penentuan strategi perusahaan. Apabila suatu unit selalu mempunyai EVA negatif mungkin lebih baik menutup bisnis tersebut, sebaliknya apabila suatu divisi dapat memberikan nilai EVA positif, maka bisa dipakai sebagai dasar penilaian pemberian insentif kepada karyawan kepada divisi tersebut.