PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK DAGANG GOAT BRAND AKIBAT ADANYA PENJIPLAKAN OLEH PIHAK LAIN (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2/Pdt.Sus.HKI/Merek/2020/PN.Niaga.Mdn)

Abstract

ABSTRAK Tiara Indah Sari Harahap Merek digunakan sebagai tanda pembeda untuk membedakan produk yang dihasilkan seseorang atau suatu badan hukum dengan produk yang dihasilkan oleh pihak lain. Dalam hal penggunaan merek yang begitu mirip dengan merek orang lain yang terdaftar, maka penjipalakan tersebut dapat dikatakan pelanggaran merek. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji perlindungan hukum terhadap adanya penjiplakan merek dagang berdasarkan Undang-undang merek. Penulisan skripsi ini bersifat deskriptif analitis yang mengarah kepada penelitian yuridis normatif. Alat pengumpul datanya adalah studi pustaka (library research) yang berhubungan dengan permasalahan. Prosedur pendaftaran hak atas merek adalah surat permintaan pendaftaran merek tersebut ditanda tangani oleh pemohon atau kuasanya. Dalam hal permintaan pendaftaran merek diajukan oleh lebih dari satu orang atau badan hukum yang secara bersama – sama yang berhak atas merek tersebut. Mengenai dengan putusan Hakim terhadap penjiplakan atas merek Dagang Goad Brand ini merupakan merek beritikad tidak baik yang telah melakukan tindakan membonceng, meniru atau menjiplak dengan pengajuan permohonan merek. Pengaturan tentang merek bertujuan mencegah persaingan usaha tidak sehat, dengan kata lain produk barang atau jasa sejenis sebagai pembeda dengan produk lainnya. Bentuk nyata Perlindungan terhadap merek dagang yang dijiplak oleh pihak lain dapat dilihat dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2016 dalam Pasal 21. Kata Kunci : Perlindungan, Merek, Penjiplakan, HKI