ANALISIS KEPUTUSAN PETANI DALAM MENJUAL GABAH (Studi Kasus : Desa Pematang Jering Kec. Sei Suka Kab. Batu Bara)

Abstract

RINGKASAN EKSEKUTIF Gabah biasanya dirontokan secara manual ataupun menggunakan alat perontok semi mekanis sehingga bulir gabah terlepas dari malai (kulit padi). Gabah dalam hal ini terfokus terhadap gabah hasil panen. Peneliti tergerak untuk meneliti apa saja pertimbangan mengapa para petani padi sawah selalu menjual gabah hasil panennya dalam kondisi Gabah Kering Panen, beserta faktor-faktor penyebabnya. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis preferensi petani padi sawah dalam menjual gabah di Desa Pematang Jering Kec. Sei Suka Kab. Batu Bara. Penelitian ini menggunakan metode skala likert, artinya berdasarkan indeks skor yang telah diukur untuk mellihat bagaimana persepsi petani menjual gabah dalam bentuk GKP (Gabah Kering Panen), dimana nilai dari skor skala likert akan di interprestasi dan di deskripsikan untuk mengetahui apa saja pertimbangan mereka dalam menjual gabah. Dari hasil penelitian ini berdarkan persepsi petani terhadap penjualan gabah ialah menjual Gabah Kering Panen lebih praktis dan memudahkan bagi petani dalam mendapatkan dana tunai secara langsung. Petani menjual hasilnya kepada tengkulak/agen/pengepul karena mereka langsung datang ke lahan sehingga petani tidak perlu repot lagi dalam menjual gabah, seperti keluar biaya transportasi ataupun tenaga. Banyak petani enggan menjual Gabah Kering Giling karena banyaknya tahap pemprosesan sampai bisa menjadi GKG untuk bisa dijual dan banyaknya kendalan seperti tidak ada lahan, hasil produksi yang terlalu besar, kebutuhan keluarga, adanya hutang-piutang, perlunya biaya tunai dan resiko dalam prosesnya seperti penyusutan.