ANALISIS HUKUM PENYALAHGUNAAN KEADAAN (MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN) DALAM AKTA PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH (STUDI PENELITIAN DI PN JAKARTA SELATAN DAN PUTUSAN KASASI MAHKAMAH AGUNG RI NO. 523/K/PDT/2017)

Abstract

ABSTRAK Pengikatan jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang muncul dari kebutuhan hukum yang berkembang dalam masyarakat. Pengikatan jual beli tanah merupakan perjanjian tidak bernama, karena tidak ditemukan dalam bentuk-bentuk perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata. Permasalahan yang dibahas adalah Prosedur pembuatan akta perjanjian pengikatan jual beli tanah serta proses pembatalannya, penyalahgunaan keadaan dalam prinsip hukum perikatan di Indonesia, Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung dalam memutuskan perkara Nomor : 523/K/Pdt/2017 tentang penyalahgunaan keadaan (Misbruik Van Omstandigheden). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, alat pengumpulan data dalam penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Kepustakaan (Library Research) dengan mengkaji Putusan Nomor 523/K/Pdt/2017. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif-analitis. Berdasarkan hasil penelitian dipahami bahwa PPJB diatur dalam Buku III KUHPerdata, yaitu dalam Pasal 1457 KUHPerdata. Jual Beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikat dirinya untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Penyebab terjadinya cacat kehendak penyebab terjadinya cacat kehendak, yakni kesesatan (dwaling), ancaman (bedreiging), dan tipuan (bedrog), dan penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden). Putusan PN Jakarta Selatan No. 305/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel., Banding No.215/Pdt/2016/PT.DKI dan Kasasi Nomor 523 K/Pdt/2017 menyatakan bahwa Tergugat I terbukti telah melakukan perbuatan melawan hukum. Kata Kunci : Perjanjian, Jual Beli Tanah, Penyalahgunaan Keadaan