MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GUNUNGSITOLI

Abstract

ABSTRAK Perveen Sonia Mahid 71190311008, Mengukur Kinerja Keuangan Pemerintah Kota Gunungsitoli, Dibimbing oleh: Dr. Zulkifli Siregar, S.E., M.Si. sebagai Pembimbing I, dan Azhar Apriandi, S.E., M.M. sebagai Pembimbing II. Instansi pemerintah selaku pengguna anggaran diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara setiap tahun. Kinerja merupakan suatu hasil pencapaian dari apa yang telah dikerjakan atau direncanakan oleh seseorang maupun organisasi. Jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka kinerjanya dianggap tidak baik. Namun, apabila hasilnya sesuai dengan yang direncanakan maka kinerjanya dianggap telah terlaksana dengan baik, dan apabila pencapaian melebihi dari yang telah direncanakan maka dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus. Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika mampu melaksanakan tujuan yang telah disepakati bersama. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Kinerja dapat diketahui karena individu atau kelompok tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, yang dapat berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai sehingga tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah pemerintah Kota Gunungsitoli dilihat dari Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu tujuannya adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah pemerintah Kota Gunungsitoli dilihat dari Efisiensi Pendapatan Asli Daerah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Kinerja keuangan pemerintah kota gunungsitoli berdasarkan efektivitas PAD yang paling tinggi terdapat pada tahun 2016 yaitu sebesar 109,65 % yang disebabkan karena realisasi pajak daerah dan lain–lain. PAD yang sah lebih tinggi dari anggaran, dan efektivitas PAD yang paling rendah terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar 56,34% yang disebabkan karena angka-angka yang terealisasi dari seluruh sumber pendapatan asli daerah tidak ada yang dapat melebihi anggaran, dengan rata-rata dari tahun 2010 sampai tahun 2017 adalah sebesar 88,07%. Kinerja keuangan pemerintah kota kota gunungsitoli berdasarkan efisiensi yang paling tinggi dan tidak baik terdapat pada tahun 2017 yaitu sebesar 112,52% yang disebabkan karena tingginya realisasi belanja daerah daripada pendapatan daerah dan efisiensi yang paling rendah dan yang baik terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar 85,80 % yang disebabkan karena belanja daerah yang sedikit yang dapat ditanggulangi oleh pendapatan yang dimiliki rata-rata dari tahun 2010 sampai tahun 2017 adalah sebesar 97,04%. Tahun 2010 sampai tahun 2017 adalah sebesar 103,19 % daerah artinya pendapatan daerah lebih besar dari belanja daerah. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Efisiensi Pendapatan Asli Daerah.ABSTRACT Perveen Sonia Mahid 71190311008, Measuring the Financial Performance of the Gunungsitoli City Government, Supervised by: Dr. Zulkifli Siregar, S.E., M.Si. as Supervisor I, and Azhar Apriandi, S.E., M.M. as Supervisor II. Government agencies as users of the budget are required to compile financial reports as accountability for managing state finances every year. Performance is a result of achieving what has been done or planned by a person or organization. If the results are not in accordance with what has been planned, then the performance is considered not good. However, if the results are as planned, the performance is considered to have been carried out properly, and if the achievement exceeds what has been planned, it can be said that the performance is very good. The performance of an organization is considered good if it is able to carry out the goals that have been mutually agreed upon. Performance measures are intended to help the government focus on work unit program goals and objectives. Performance can be known because the individual or group has predetermined success criteria, which can be in the form of certain goals or targets to be achieved so that without goals or targets, the performance of a person or organization cannot be known because there are no benchmarks. This study aims to determine the financial performance of the government of Gunungsitoli Municipality in terms of the Effectiveness of Regional Original Income (PAD). Besides that, the aim is to find out the financial performance of the Gunungsitoli City government seen from the Efficiency of Regional Original Revenue. The results showed that the financial performance of the Gunungsitoli city government based on the effectiveness of the highest PAD was in 2016, namely 109.65% due to the realization of local taxes and other legitimate PAD which was higher than the budget, and the effectiveness of the lowest PAD was in 2010 which was 56.34% which was due to the figures that were realized from all sources of local original income none of which could exceed the budget, with an average from 2010 to 2017 amounting to 88.07%. The financial performance of the Gunungsitoli city government based on the highest and not good efficiency was in 2017 which was 112,52% due to the high realization of regional expenditures rather than regional income and the lowest and good efficiency was in 2010 which was 85,80 % due to the small amount of regional spending that can be handled by the average income from 2010 to 2017 of 97.04 % from 2010 to 2017 was 103,19 %. Regional means that regional income is greater than regional spending. Key words: Financial Performance, Effectiveness of Local Own Revenue, Efficiency of Local Own Revenue.