Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/2127
Title: | PANDANGAN GURU DAYAH DI KECAMATAN SINGKIL TERHADAP LARANGAN HIDUP BERSAMA PASANGAN SUAMI ISTRI SEBELUM ADANYA RESEPSI PERNIKAHAN (STUDI KASUS DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL) |
Authors: | SATRIA, RIKI |
Keywords: | Pandangan Guru Dayah dan Hidup Bersama Sebelum Resepsi Pernikahan |
Issue Date: | 13-Sep-2023 |
Publisher: | Fakultas Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Sumatera Utara |
Series/Report no.: | UISU230476;71160212011 |
Abstract: | ABSTRAK PANDANGAN GURU DAYAH DI KECAMATAN SINGKIL TERHADAP LARANGAN HIDUP BERSAMA PASANGAN SUAMI ISTRI SEBELUM ADANYA RESEPSI PERNIKAHAN (STUDI KASUS DI KECAMATAN SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL) RIKI SATRIA NPM: 71160212011 Tradisi yang ada di Kecamatan Singkil terutama berkaitan dengan hidup bersama dan melakukan hubungan suami isteri setelah adanya akad nikah dan sebelum adanya walimatu al-Ursy masih berlaku sampe sekarang namun sudah banyak yang melanggarnya.Masyarakat semakin memahami bahwa melanggar adat istiadat tersebut tidaklah melanggar hukum agama Islam, dan kalaupun ada sanksi yang diterima oleh masyarakat adalah hukum sosial. Berkaitan dengan hal tersebut penulis ingin mengetahui sejauhmana pandangan guru Dayah (Guru Pesantren) terhadap permasalahan larangan hubungan suami istri yang sudah melakukan akad nikah sebelum dilaksanakannya walimatu al-Ursy, hal ini menjadi dasar pemikiran bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih mendalam. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apa saja yang melatar belakangi pasangan suami istri dilarang kumpul sebelum adanya resepsi pernikahan di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Bagaimana praktik larangan kumpul bagi pasangan suami istri sebelum resepsi pernikahan saat ini di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Bagaimana pandangan guru Dayah terhadap larangan hidup bersama pasangan suami istri sebelum adanya resepsi pernikahan di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa larangan kumpul suami isteri sebelum resepsi pernikahan dilatar belakangi karena pada waktu dahulu antara akad nikah dengan resepsi pernikahan memiliki rentang waktu yang cukup lama rentang waktu satu mnggu hingga satu bulan, sehingga dikhawatirkan isteri hami saat resepsi pernikahan. Bentuk praktik larangan kumpul bagi pasangan suami istri sebelum resepsi pernikahan saat ini di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil adalah dilarang melakukan hubungan suami istri dan ada juga yang mengatakan dilarang berada dalam satu rumah sebelum dilaksanakan resepsi pernikahan. Oleh karena itu suami pulang kerumah setelah selesai proses adat pernikahan. Pandangan guru dayah terhadap larangan kumpul bagi pasangan suami istri sebelum resepsi pernikahan saat ini di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil adalah merupakan larangan adat yang sudah terjadi sejak lama atau turun temurun. Karena itu guru dayah selalu menekankan kepada suku Singkil agar tetap memelihara dan mematuhi adat istiadat tersebut sebagai penghormatan terhadap budaya dan tradisi serta adat Singkil,ii hal ini ditekankan khususnya bagi masyarakat Dingkil yang beragama Islam. Kalaupun ada yang melanggar tradisi atau adat setempat saat ini memang tidak ada sanksi adat yang dilakukan. Kata Kunci : Pandangan Guru Dayah dan Hidup Bersama Sebelum Resepsi Pernikahan |
URI: | http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/2127 |
Appears in Collections: | Ahwal Al-Syakhsiyah |
Files in This Item:
File | Description | Size | Format | |
---|---|---|---|---|
Cover,Bibliography.pdf | Cover, Bibliography | 10.52 MB | Adobe PDF | View/Open |
Abstract.pdf | Abstract | 5.77 MB | Adobe PDF | View/Open |
Chapter I,II.pdf | Chapter I,II | 6.46 MB | Adobe PDF | View/Open |
Chapter III,IV,V.pdf Restricted Access | Chapter III,IV,V | 6.24 MB | Adobe PDF | View/Open Request a copy |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.