PENERAPAN SAK EMKM DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN UMKM (STUDI KASUS MAGA COFFEE DI MEDAN)

Abstract

Kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri dan berskala kecil serta dikelola oleh kelompok masyarakat atau keluarga disebut dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Ismadewi et al, (2017:2) UMKM secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat menengah kebawah. Di Indonesia sudah ditetapkan peraturan yang mewajibkan usaha kecil melakukan pencatatan akuntansi yang baik yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Meski telah jelas adanya tentang peraturan, pada kenyataannya pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar masih banyak pelaku UMKM yang tidak melakukannya. Standard akuntansi keuangan untuk bidang usaha yang dikategorikan sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik merupakan SAK-EMKM (Purba, 2019:2). SAK EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang terbaru dikeluarkan oleh IAI pada 24 Oktober 2016 dan diberlakukan efektif per 1 Januari 2018. Di Kota Medan masih banyak pelaku UMKM yang belum menerapkan pembukuan sesuai standar yang berlaku. Beberapa hal yang menyebabkan merupakan karena adanya persepsi pelaku UMKM bahwa pembukuan tidak penting untuku sahanya, kurang pengetahuan dan keterampilan dalam bidang akuntansi serta tingkat pendidikan yang rendah. Pelaku UMKM tidak menerapkan pembukuannya sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku, tetapi pelaku UMKM hanya melakukan pembukuan berupa kas masuk dan kas keluar dalam transaksi usahanya. Dengan adanya pelatihan pencatatan transaksi sesuai akuntansi dan pemahaman tentang SAK EMKM diharapkan pelaku UMKM Kota Medan agar kedepannya bias membuat laporan dengan baik, agar mempermudah UMKM jika ingin melakukan pinjaman ke bank untuk modal dalam mengembangkan usahanya. Penerapan SAK EMKM dalam penyusunan laporan keuangan pada UMKM Maga Coffee yang disusun oleh peneliti terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan. Dengan disusunnya laporan keuangan tersebut dapat membantu pemilik UMKM dalam pengawasan kinerja keuangan dan pengambilan keputusan untuk keberlangsungan usahanya, serta memberikan pengetahuan terhadap karyawan yang ingin mendalami SAK EMKM.