Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/1370
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.authorPerangin-Angin, Aziz Yunan-
dc.date.accessioned2022-11-12T04:05:03Z-
dc.date.available2022-11-12T04:05:03Z-
dc.date.issued2022-11-12-
dc.identifier.urihttp://repository.uisu.ac.id/handle/123456789/1370-
dc.description.abstractKebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia.Namun produksi kacang tanah dalam negeri belum mencukupi kebutuhan Indonesia yang masih memerlukan subsitusi impor dari luar negeri.Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi melalui intensifikasi, perluasan areal pertanaman dan penggunaan pemupukan yang tepat. Pemupukan merupakan kegiatan penting dalam budidaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman.Hara nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) merupakan unsur utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah. Pupuk organik cair buah pepaya dapat menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik cair tidak merusak stuktur tanah walaupun seringkali digunakan, selain itu Pupuk organik juga dapat berasal dari pelapukan sisa tanaman, hewan dan manusia. Salah satu sumber pupuk organik berasal dari limbah padat kelapa sawit. Limbah sawit relatif mudah diperoleh sebagai sumber utama unsur hara dalam budidaya organik. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian UISU Gedung Johor, Jalan Karya Wisata, Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan Ketinggian ± 25 mdpl dengan topografi datar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 s/d februari 2022. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu: Limbah Padat Kelapa Sawit terdiri dari 4 taraf yaitu : P0 = kontrol, P1 = 0,5 kg/plot, P2 = 1 kg/plot, dan P3 = l,5 kg/plot. Faktor kedua yaitu: POC Buah Pepaya terdiri dari 4 taraf yaitu : T0 = kontrol, T1 = 100 ml /plot, T2 = 150 ml/plot dan T3 = 200 ml/plot. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur bunga, bobot polong per tanaman sampel, bobot polong per plot, dan bobot 100 biji per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwaPemberian POC Buah Pepaya berpengaruh nyata diseluruh parameter tinggi tanaman, secara umum perlakuan T3 (34,87 cm) memberikan hasil yang baik.Pemberian Limbah Padat Kelapa Sawit berpengaruh nyata pada parameter bobot 100 biji per plot dan bobot polong per plot, secara umum perlakuan P3 (1126,58) memberikan hasil yang baik.Interaksi antara Limbah Padat Kelapa Sawit dan POC Buah Pepaya berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 5 MST dan bobot polong per tanaman sampel, secara umum perlakuan P3T3 (36,78 cm) memberikan kombinasi baik. Pemberian Limbah Padat Kelapa Sawit dan POC Buah Pepaya serta interaksi keduanya berpengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utaraen_US
dc.relation.ispartofseriesUISU220226;-
dc.subjectPeanut plant, Palm Oil Solid Waste, Papaya Fruit POCen_US
dc.subjectTanaman kacang tanah, Limbah Padat Kelapa Sawit, POC Buah Pepayaen_US
dc.titleRESPON TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PEMBERIAN LIMBAH PADAT KELAPA SAWIT dan POC BUAH PEPAYAen_US
dc.typeThesisen_US
Appears in Collections:Agroteknologi

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Bibliography.pdfCover, Bibliography1.91 MBAdobe PDFView/Open
Abstract.pdfAbstract222.77 kBAdobe PDFView/Open
Chapter I, II.pdfChapter I, II314.97 kBAdobe PDFView/Open
Chapter III, IV, V.pdf
  Restricted Access
Chapter III, IV, V499.3 kBAdobe PDFView/Open Request a copy


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.